Minggu, 31 Juli 2011

Kemarin

Kemarin

Kemarin saat aku melihat dunia
Nafasku mudah dihela
Kakiku mudah kuayun
Dan otakku segar berpikir

Kemarin saat aku melihat dunia
Senang rasanya meretas langkah
Bertemu kehidupan yang baru
Bersama kuyup alirannya

Kemarin saat aku melihat dunia
Sengal napasku menghirup udara
Tersaruk langkahku di bawah
Terpijak kepalaku oleh mereka

Kemarin saat aku melihat dunia
Carut-marut pelbagai hal di sekeliling
Menarikku keji untuk dijatuhkan
Aspal berdebu adalah teman

Kemarin saat aku melihat dunia
Lupa usiaku mencari uang
Di jalanan ku lelah menggelandang
Bersama riak dan ludah orang aku disamakan

Kemarin saat aku melihat dunia
Gitar bututku berbunyi lagi berdendang
Mengharapkan para pejabat di Senayan
Sedikit melempar uang tak hanya harapan

Kemarin saat aku melihat dunia
bahuku terasa putus mengais sampah
Beralas kardus beratap langit
Tumpukan janji-janji palsu pemerintah

Kemarin saat aku melihat dunia
Anakku menangis meminta makan
Istriku tergolek di atas papan
Yang ku dapat hanya kata kasihan

Kemarin saat aku melihat dunia
Ah, pusing rasanya
Raskin berisi kutu busuk
Dan jaminan kesehatan tak kunjung turun

Kemarin saat aku melihat dunia
Nisanku dari kayu bekas
Dan makamku rata terinjak-injak
Ah, aku lupa, sekarang kuburku adalah lapangan sepakbola


By: Sachino Suzuki
31 Juli 2011
9:27 PM


puisi request dari Hikari Aoyuri Hizaki
maaf cuma begini yo...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar