Senin, 29 Agustus 2011

Fanfic: Boku wa Otoko da (1/?)

Title: Boku wa Otoko da
Chapter: 1 / two-shot
Starring: the GazettE, ScReW
Author: xellonich a.k.a Suzuki Sachino
Pairing: Reita x Ruki | Byou x Ruki
Rating: PG
Genre: drama | romance | highschool | sappy
Warning: MxM, incest
Disclaimer: I’m only owned the story; they belong to whoever GOD up! (_   _ )a



“Tadaima, Ru-chan~” Byou-niichan datang selalu tepat pada waktunya dan selalu sama mengesalkannya. “Rasanya sepi tanpamu Ru…” ia merangkulku dan menciumi pipiku. Tangannya menekan pinggangku seakan takut aku akan jatuh.

Aku berusaha menyentak, melepaskan diri dari pelukan Byou-niichan. “Byou-nii, sudah aku katakan aku tidak suka jika kau menciumiku seperti itu!”

Dia hanya tertawa dan mencubiti pipiku. Dasar, tidak tahu ya kalau pipiku ini sudah cukup tembam tanpa perlu dicubit begitu?!

“Maaf Ru, habis aku gemas sekali setiap melihatmu. Aku hanya tidak tahan…” lagi-lagi ia mengangkat tubuhku dan membantingku ke atas sofa bed di ruang tamu kami.

“Kyaa nii-chan!!” dan lagi-lagi ia hanya tertawa.

Aku Ruki, saat ini usiaku sudah 15 tahun. Pada usia ini akhirnya aku berkesempatan masuk ke dalam sebuah asrama khusus anak laki-laki pada tingkat sekolah menengah atas yang akhirnya berhasil aku masuki. Ini adalah kesempatan emasku untuk bergaul dan tumbuh menjadi anak laki-laki yang seharusnya. Aku adalah seorang anak laki-laki yang sangat ingin terlepas dari satu-satunya kakakku yang sangat tidak konsisten merawatku sebagai seorang anak laki-laki.

Aku tekankan aku anak laki-la–

“Ru-chan, ini aku sudah membelikanmu ini. Limited edition lho!” Byou-niichan sudah bangun dari atas badanku dan mengangsurkan sebuah kotak berwarna shocking pink yang menusuk mata. Astaga, sudah yang ke sejuta kalinya dia mengangsurkan kotak aneh begini dan isinya tak ada yang benar. Sebut saja korset, mini dress, clutch bag, Lolita dress, high heels, wedges, sweater penuh renda dan benda-benda lain yang tidak bisa ku sebutkan. Pokoknya benda-benda aneh dan sangat tidak wajar untuk seorang anak lelaki!

“Apalagi kali ini, nii-chan?” aku berusaha duduk dan terlihat biasa saja.

Ia tersenyum lebar, senyum yang kadang sangat aku takuti. “Aku tahu kau juga pasti tidak sabar ya~” dia membuka kotak itu dan memperlihatkan sebuah stiletto berwarna gading. Aku membelalakan mata, ngeri meliat betapa runcing dan tingginya hak sepatu tersebut. “Tenang saja Ruki, aku hanya memesan yang tujuh cm, jadi kau tetap nyaman memakainya.”

Tetap nyaman bagaimana???!!

“Nii-chan aku–” belum sempat aku memprotes, Byou-niichan sudah melepas sandal rumahku dan memakaikan sepatu bertali yang terlihat membingungkan itu di kakiku. “Nii-chan!!”

Tapi dia tidak mau dengar. Byou-niichan malah menyimpulkan sepasang stiletto itu sampai ke betisku. “Nah kan benar apa dugaanku… kakimu jadi terlihat lebih ramping dan menggoda.” Ia mengusapkan tangannya dari betis sampai ke pahaku yang tidak tertutup oleh celana pendek yang juga ia berikan padaku.

Aku harus menahan badanku agar tidak jatuh saat Byou-niichan mengangkat kakiku dan memegangi tanganku. “Byou-niichan…” aku berusaha mendorongnya saat ia hampir menurunkan kerah bajuku.

“Kau tahu Ruki, itu Yves St. Laurent lho, aku khusus membelikannya untukmu.” Lagi-lagi dia memakai nada suara seperti ini… aku takut.

TING TONG.

Byou-niichan terdiam. Ia berdecak dan melepaskanku. “Sebentar ya, Ru ada pengganggu…” sebuah ciuman di pipi dan ia beranjak menuju pintu apartment.

Hah… aku menghela nafas. Hampir saja… aku sampai gemetaran tadi.

“Ya?” seorang kurir membungkuk sedikit dan berusaha tersenyum ramah saat Byou-niichan menatapnya dengan pandangan tak senang.

“Selamat malam, Kojima-san. Ada paket untuk Anda. Silakan tandatangani ini.” Aku lihat ia menandatangani sehelai kertas dan mengambil paket berbentuk kotak yang agak besar dan bersampul hitam. Tak lama ia menutup pintu dan masuk.

Akuu lihat dahinya agak mengernyit saat membaca tulisan dikotaknya, “PSC Dorm–” Aku segera melompat dan merebut kotak itu dari tangannya.

“Hei!” buru-buru aku masuk ke dalam kamarku. Tapi sebelum aku sempat menguncinya – karena terpleset oleh stiletto menyebalkan ini – Byou-niichan sudah masuk dan menampilkan ekspresi menyeramkan itu di wajahnya.

“Nii-chan, maaf… aku…” aku takut! Ia mengangkatku dari lantai dan mendudukkanku di pangkuannya, di atas ranjangku.

Byou-niichan mengambil kotak hitam yang terjatuh itu dan mengernyit menyelesaikan tulisan yang belum habis dibacanya. “PSC Dormitory School?” aku menunduk. Berusaha untuk tidak melihat matanya.

“Apa maksudnya ini Ruki-chan? Kau mendaftar ke sekolah ini tanpa ijin dariku??!”

Aduh… sudah pasti reaksinya begini. “Ano, Byou-niichan…” ia menggeserku untuk duduk di atas ranjang dan mulai membuka paket untukku. Maksudku, kehidupan yang sangat aku dambakan selama tiga tahun terakhir ini.

Ia berhasil membuka kotaknya dan menemukan amplop berisi surat sambutan selamat datang, daftar paket buku sekolah yang akan dikirim dua hari lagi, daftar seragam, peraturan sekolah dan lainnya. “Byou-niichan…” aku berusaha merajuk, atau lebih tepatnya memohon kepadanya untuk tidak membatalkanku sebagai siswa baru.

“Kepada yang terhormat tuan Kojima Ruki, kami atas nama PSC Dormitory School merasa terhormat menerima siswa berprestasi seperti Anda untuk bergabung dalam sekolah asrama kami.” Aku menulikan telingaku dan semakin was-was melihat perubahan ekspresi Byou-niichan yang semakin menyeramkan.

“Nii-chan…” jangan sampai kau berpikir untuk membatalkannya!

“Kau mendaftar ke sekolah ini?” aku mengangguk pelan, masih menunduk memandangi motif sprei yang terlalu feminim, yang tentu saja juga dipilihkan olehnya. “Jadi kartu kredit yang aku pinjamkan untuk mendaftar ke sekolah ini??” Aku mengangguk lagi, lebih pelan dari sebelumnya.

“Aku kira kau mau membeli Louboutin atau Dior atau–”

“Nii-chan, dengarkan aku. Mana mungkin aku memakai uangmu untuk hal tidak penting seperti itu.”

Ia memegang bahuku. “Itu sangat penting Ru! Menjadi menarik, cantik dan feminim… itu sangat penting untukmu Ru!”

Eeh…??!

“Aku mengeluarkan banyak biaya untuk membuat wajah dan dirimu yang sudah sangat cantik ini menjadi semakin bersinar dan menarik. Sudah menjadi kewajibanku sebagai seorang kakak untuk merawat adik satu-satunya dengan sangat baik dan hati-hati.”

“Nii-chan…”

“Terutama jika aku memiliki adik secantik dan semanis dirimu. Aku harus menjagamu dengan sangat hati-hati, menjauhkanmu dari para lelaki kotor yang menyebalkan dan tidak tahu caranya mengagumi keindahan yang ada dalam dirimu. Mereka hanya bisa merusak!”

“Nii-chan…”

“Aku bangga Ruki… sangaaatt bangga memiliki adik sepertimu, maka dari itu aku memberikan kartu kreditku untukmu supaya kau bisa pergi ke spa, ke salon, ke butik yang kau suka…”

“Nii-chan…”

“Untuk pedicure dan manicure, hair spa, luluran, treatment, berburu barang limited edition…”

“Nii-chan!”

“Ya?”

Akhirnya berhenti juga… “Aku ini anak laki-laki tahu!”

Ia menaikkan salah satu alisnya. “Lalu?”

Hah… aku lupa dia sama saja dengan ibu. “Jangan memakaikanku dengan pakaian perempuan dan barang-barang seperti ini!”

Ia hanya menyipitkan mata sedikit. “Jadi…” ya ya ya teruskan… “kau mau stiletto yang pink ya? Ah tentu saja! Warna pink pasti cocok untukmu!” dan dia melepas simpul talinya dari betisku.

Nii-chan, kau menyebalkan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar